Postingan

cahaya

Suatu saat kukan berseru Bukankah ini yang kau mau Angan melayang mimpi pun hilang Bukan, bukan salahmu Lorong tanpa batas itu Kesunyian hati terus berpacu  Melahap semua asa tak bersisa Meninggalkan jelaga pada kerak jiwa Ini hanya takdir kawan Setapak itu tak seperti kau bayangkan Tak perlu sesal, Dengarkan angin berbisik Cahaya itu menunggumu Emsi 3 april 20

Malam kan Bertandang

Mari bersiap diri, kawan Bersihkan hati tenangkan pikiran letakkan semua kekalutan tanggalkan semua nafsu angkara tinggalkan segala kesombongan Mari mensucikan diri, kawan menenangkan diri dalam pembaringan pejamkan semua keluh kesah tarik nafas-nafas ketenangan mari bersua, kawan dengan segala kerinduan melampiaskan segala kecintaan mari bercakap, kawan dengan pemilik kehidupan karena malam kan segera datang Lirang Coffee, 13 maret 20

Nyanyian Sang Musang

Dalam gelap Musang mulai berdendang Bercerita tentang kehidupan Perjuangan terus berjalan Hidup ini begitu sepi Ramai karena terus berlari Mencari tempat sembunyi Kawan pun tak ada lagi Tak ada masa tuk berkekuatan Hanya perut datar yang terpampang Diiringi desingan bersautan Silih berganti menemui sasaran Hari ini Ia Kemarin pun dia Dan mereka pun tiada Hanya diri ini menunggu sapa Hati ini ingin berkawan Dan semua pun melawan Tak ada lagi senyuman Seringai seringai menawan Aku hanya musang Yang ingin hidup kawan Tak ada sangkaan Tak perlu perlawanan Ingin selalu berjabat tangan Bersama menuju ke haribaan alam

PUISI /Berpulang/

Berpulang Kalau aku bisa Kukan pulang Tanpa penghantar Tanpa keramaian Belahan,24/03/15

berjalan melintasi waktu

Ingin sekali hati ini mengulang perjalanan hidup, berjalan mengunjungi hari-hari di masa lampau. Tidak dengan mesin waktu tentunya. Tetapi mengumpulkan torehan sejarah dalam dunia maya dengan bantuan “Mbah Gugel”. Keinginan ini muncul ketika istri bertanya, “sampean ga kepingin nulis maneh, ta?” dan hati ini pun jadi ragu, apakah memang pernah menulis. Mencoba mengingat kembali aktifitas masa lalu. Mencoba membuka blog yang pernah tertulis, “ emsichali mi.multiply.com ”. ah ternyata telah tiada, tanpa pernah mengetahuinya. Mencoba bertanya ke “Mbah Gugel” dan ditunjukkan pada sebuah milis. Menemukan begitu banyak diskusi dan tulisan. Entah tulisan sendiri atau sebuah tanggapan akan tulisan lain. Ternyata hati ini sering menumpahkan isinya. Dan sekarang seperti kosong, hanya mampu menerima tak mampu lagi berkreasi.

Suatu Masa

pernah suatu pagi kutemui asa dalam sendu tak inginkah kau tarik kain itu menemui pagi dengan senyum menyapa hati dengan tawa dengan langkah-langkah pasti berarah pernah suatu senja kumenyapa tawa yang kelam adakah tali pengekang mengikat senyum temui malam dalam gelap yang menjerat di belakang barisan seringai menakutkan pernah suatu malam kutengadahkan tangan memuja Aku ingin tidur dengan tenang temui semua dengan riang senyum manis terus mengembang diiringi untaian syahdu berdendang — at Puri Mojokerto .

Laki-laki atau Wanita

Beberapa hari yang lalu saya mendapat sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik dari seorang teman melalui email. mana yang kau pilih teman laki-laki atau wanita? pertanyaan yang cukup sulit menurut saya. Kalau saya menjawab teman laki-laki maka jelas saya akan dibantai dengan berbagai pertanyaan yang tak akan pernah berhenti. Tapi jika saya menjawa b wanita mungkin bisa jadi saya akan dijawab wedoan. Akhirnya saya membalas email teman saya dengan jawaban, aku akan pilih kedua-duanya.  Tidak setelah itu teman saya membalas dengan jawaban yang cukup membuat saya tercengang. Bagaimana tidak teman saya, yang saya tahu dia orang yang tidak bisa ditebak, menjawab, kau memang tidak bisa memilih teman, ya! dia menjelaskan dengan panjang lebar di bawahnya.  Teman wanita atau laki-laki tidaklah penting. Yang terpenting adalah mereka yang menjadi diri mereka.  Paling tidak jawaban tersebut membuat saya sedikit terhenyak. Perlu pembaca ketahui saat ini saya cukup dikenal sangat susah