Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

AKU ADALAH KAMU

Kala langkah ini terpaku Dalam dunia mulai tak tentu Kuharap tanganmu digenggamku Tanpa henti menemaniku Menghadang masalah berjibaku Kala mata ini sayu Kuharap kata-kata itu Terngiang dalam telingaku Membuka mata akan duniaku Semua masalah kan terus berlalu Hati ini adalah milikmu Dengan jiwa raga kan selalu terpadu Langkahmu adalah langkahku Hidupku adalah hidupmu aku adalah kamu

hidup itu indah

tadi pagi, ketika menjelang subuh, saya membuka ponsel saya. telah menjadi kebiasaan saya sebelum atau sesudah sholat subuh saya sempatkan ngecheck email, FB, twitter dan beberapa situs berita. setelah membuka beberapa situs berita yang berisi tentang berita hasil pertandingan EURO, saya kemudian membuka email. ada satu email yang membuat saya langsung melek lebih jelas. ada kenalan ekspatriat yang menghubungi saya meminta bantuan untuk menerjemahkan dokumen yang cukup tebal. Benar ta ini? begitu bayangan saya. sedikit tidak percaya saja. dengan secepatnya saya membalas. hidup memang indah. ketika kita mampu mensyukuri apa yang terjadi, baik buruknya, yang namanya rezeki memang tidak kemana. seperti ketika saya mengetik tulisan ini di warnet, kebetulan modem lagi kosong pulsanya, wuih, rame minta ampun. biasa yang ngisi anak-anak ABABIL yang pada teriak semua. hehahahahahah. walaupun ada juga yang cuek bebek dengan tenangnya tetap melanjutkan aktifitas masing2. saya, untung ada headset

Tuhan, Ijinkan Aku Berbohong

Tuhan, hari ini, sekali lagi aku berbohong demi cinta yang terbukti demi mimpi-mimpi sucidemi cita-cita yang tak teraih Tuhan, apakah salah jika diri ini tak terucap kata-kata bijak hanya kalimat dusta bagi jiwa-jiwa yang terpaksa Tuhan, demi jiwamu demi mimpi-mimpi meraihMu demi cahaya suci diriMu izinkan aku berbohong

AKU PEDULI KARENA AKU EGOIS

Mungkin kita sering mendengar pasangan yang ketika berselisih mengungkapkan bahwa pasangan mereka egois, tidak peduli dengan dirinya. Banyak orang yang berpikir bahaw seseorang yang egois cenderung tidak peduli dengan orang di sekitarnya. Memang itulah yang selalu ada dalam benak setiap orang. Dan itu telah menjadi sebuah keumuman atau logika yang telah mengakar kuat di benak masyarakat. Namun, orang yang egois tetapi ia adalah orang yang sangat peduli. Mungkinkah? Ego bisa diartikan sebagai pemikiran akan seseorang atas dirinya sendiri, khususnya dalam berhubungan dengan orang lain atau dunia luar (Oxford English Dictionary). Sedangkan egois adalah kata sifa dari ego yang berarti terlalu memikirkan dirinya sendiri atau bisa dibilang tidak peduli dengan orang lain. Maka tidak salah jika seseorang yang egois adalah orang yang tidak peduli dengan orang lain. Tetapi itu juga tidak sepenuhya benar. Karena ternyata orang yang sangat egois bisa menjadi orang yang sangat pedul

Menjadi Dewasa

Semua orang pasti ingin menjadi dewasa, tidak lagi dianggap anak kecil ataupun kekanak-kanak. Keinginan untuk menjadi dewasa pun telah tumbuh sejak masih anak ingusan. Bisa dilihat dari tingkah laku anak-anak yang sering meniru perilaku orang tua yang nantinya bisa menjadi kebanggaan di depan teman-temannya. Keingingan untuk menjadi dewasa seringkali tidak diikuti oleh pemahaman yang benar tentang kedewasaan. Definisi dewasa tidaklah sama setiap orang. Ada yang menganggap dewasa sebagai kemampuan berpikir yang taktis. Ada pula yang mendeskripsikan sebagai kemampuan menangani sebuah masalah. Tidak sedikit pun orang menganggap kedewasaan adalah bagaimana ia menempatkan diri dalam kehidupan sosial, tidak egois, dan berpikir lebih luas. Ada istilah “MENJADI TUA ADALAH NISCAYA, MENJADI DEWASA ADALAH PILIHAN”. Kalimat tadi seakan ingin menunjukkan tidak semua orang yang lebih tua, lebih dewasa dibanding yang masih muda. Menjadi dewasa adalah sebuah pilihan yang harus ditentukan sebag

kebebasan atau keblabasan

"kita mempunyai hak untuk berekspresi" mungkin semua sering mendengar ucapan tersebut sebagai dalih ketika ada kritikan yang datang atas perbuatan mereka. dan yang paling sering mengucapkan kalimat tersebut adalah orang-orang yang pintar, gaul, maju. tapi kalau dipikir lebih jauh kalimat tersebut, sangat terlihat kebodohan mereka dalam menghadapi hidup. contoh kasus yang paling fresh adalah kasus manji dan lady gaga. bagaimana salihara mengatakan bahwa mereka mempunyai hak bebas berekspresi. padahal kalau kita perhatikan mereka telah lupa bahwa yang datang kepada mereka juga sebagai wujud ekspresi sebagai kontrol agar kebebasan berekspresi tidak melanggar hak. begitu pun dalam kasus lady gaga. bahkan dalam beberapa kesempatan saya mencoba mengomentari beberepa pendapat Ulil Abshor Abdalla dan guntur Romli. yah mereka tidak pernah membalas ungkapan saya. bagi saya mereka tidak lebih pintar dari saya. dan mereka bahkan jauh lebih bodoh dari mereka yang seharusnya.

BUKAN GURU TIDAK BOLEH MARAH

Banyak kasus kekerasan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Bahkan tidak sedikit kasus-kasus kekerasan itu berujung di meja hijau. Peristiwa kekerasan yang terjadi, biasa diawali oleh kemarahan guru karena tingkah polah sang murid yang membuat sang guru kehilangan kesabaran. Hingga muncul sebuah peraturan tidak tertulis GURU TIDAK BOLEH MARAH. Marah adalah salah satu bentuk emosi manusia atas sikap, perilaku, atau hal yang membuat ia tidak nyaman. Sikap marah adalah suatu yang wajar. Sikap ini biasanya muncul jika sang pelaku merasa tersakiti, baik itu secara fisik atau mental. Bentuk kemarahan bisa terwujud dalam beberapa perilaku.   Ada kemarahan yang berupa cacian, lontaran kata-kata yang seringkali tidak terkontrol. Ada pula kemarahan yang berupa tindakan fisik berupa pukulan ataupun tendangan. Dan perilaku itu hanya perwujudan sikap marah dalam bentuk fisik. Marah sebenarnya lebih pada sisi emosional, perasaan, pemikiran manusia yang jika bisa dilampiaskan dengan baik,

KYAI, MASIH KUINGAT MAAFMU

Manusia bertambah dewasa seiring dengan bertambahnya usia. Tetapi kedewasaan itu tumbuh bergantung dengan masalah yang kita hadapi, siapa yang kita temui, dan bagaimana kita menyikapi. KH. Mohammad Tidjani Djauhari, MA. nama beliau. Seorang kyai di sebuah pesantren besar di Madura tempat saya menghabiskan masa SMP dan SMA saya. Jangan pernah bertanya mengapa saya bisa berada di sana, karena saya pasti hanya akan menjawab, “Itu takdir dan jalan hidup saya.” Bagi saya, beliau adalah guru dan inspirasi para guru, memenuhi panggilan untuk menjadi guru di pesantren milik orang tuanya ketika tengah meraih sukses di negeri orang. Hidup di pesantren besar seperti Al-Amin tidaklah mudah. Jangan pernah berharap bisa sering bertemu dengan Pak Kyai dalam sebuah kelas atau dalam sebuah proses pembelajaran. Hanya santri tingkat tertentu saja yang mungkin mendapat kesempatan diajar oleh beliau. Dan saya adalah santri yang beruntung yang bisa dekat dengan beliau bahkan bisa sering bertatap